Semangat dalam Keterbatasan
“Walaupun kami tidak dapat melihat, kami tidak mau berdiam diri di rumah menunggu belas kasihan dari para tetangga dan keluarga kami.” Begitu kata Jaryadi, pengamen tuna netra yang berada di sekitar Malioboro.
Bersama istrinya, Keryati (31), Jaryadi (27) menelusiri sepanjang jalan Malioboro dengan sebuah tongkat penuntun jalan dan kricikan di tangannya. Keryati pun membuntut dibelakang Jaryadi sambil meletakkan tangan kirinya di di pundak sang suami dan tangan kanannya memegang gelas plastik guna wadah uang pemberian para pengunjung.
Jaryadi dan Keryati adalah sepasang suami-istri yang sama-sama memiliki kekurangan dalam dirinya, yaitu tidak dapat melihat. Kekurangan inilah yang kemudian mereka jadikan sebagai alat untuk mengais rejeki. ”Sebenarnya saya tidak mau bekerja seperti ini, tapi ya apa boleh buat. Kondisi saya seperti ini. Mana ada orang yang mau mempekerjakan saya”, ungkap Jaryadi sambil tetap tersenyum.
Pasangan yang beda usia 4 tahun ini, sudah menggeluti pekerjaan sebagai pengamen malioboro semenjak 6 tahun silam. ”Awalnya kami menjajahkan hasil karya kami yang berupa pernak-pernik perempuan, tapi sepi pngunjung. Ya akhirnya kami coba ngadu nasib ke Jogja,” ujar perempuan asal Purworejo ini.
Setiap hari mereka rela menempuh rute perjalanan Purworejo – Jogja untuk mendapatkan uang, guna mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka, khususnya biaya sekolah putri semata wayangnya, Wahyu Diah Pangestu (9). Pria yang pandai bermain alat musik keyboard ini berharap, suatu kelak nanti anaknya dapat menjadi orang sukses dan tidak bernasib sama seperti kedua orangtuanya.
Begitulah kisah pengamen tuna netra yang mampu memperjuangkan hidupnya, bahkan hingga rela pergi ke luar kota yang ramai akan kendaraan yang sewaktu-waktu dapat membahayakan jiwa mereka. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat dan tekad mereka untuk mendapatkan hidup yang lebih baik, terutama memberikan yang terbaik bagi putri mereka. "Kami tetap semangat dengan segala keterbatasan yang kami punya," ucap mereka mengakhiri perbincangan sambil tersenyum tulus, senyum penuh keikhlasan.
Desti Triwahyuni
153070350
Tidak ada komentar:
Posting Komentar