Senin, 01 Juni 2009

Tugas Penulisan Berita

Tajuk rencana.
Demokrat Mencari Kekasih Politik
Demokrat merupakan salah satu partai politik yang akan maju kemedan politik pilpres dengan menjunjung ketua mereka yaitu Susilo Bambang Yudhoyono sebagai orang yang dipercaya untuk menjadi seorang presiden. Dulu SBY mempunyai kekasih politik Jusuf Kalla yang diangkat dari Golkar yang kini meninggalkannya yang juga ingin maju sebagai calon presiden.
Demokrat mencari dan memilah mana yang pantas dan cocok untuk menjadi pendamping setianya sebagai calon wakil presiden di pemilihan tahun ini. SBY sudah banyak sekali melakukan penjajakan dan perundingan resmi dengan para parpol lain untuk mendapatkan kekasih yang diinginkan. Kebingungan untuk berkoalisi ini membuat banyak isu yang kurang mengenakkan dengan cara saling menyinggung parpol lain.
Siapa kekasih politik SBY yang akan diajak maju ke pelaminan meja politik pada panggung demokrasi di Indonesia adalah merupakan pertanyaan besar bagi masyarakat. Seperti yang telah disampaikan bahwa sepertinya tidak mungkin SBY kembali bersanding dengan JK. Pencarian SBY akan tetap berlanjut untuk mencari pendongkrak suara agar tetap menjadi presiden lima tahun kedepan. (Diah Pita Sari/153070319 )

Hard News
Umbul-Umbul Semrawot, Masyarakat Mawot
Banyaknya partai politik-partai politik baru yang bermunculan membuat meningkatnya jumlah calon legislatif dari berbagai partai politik dan memiliki idealisme yang berbeda pula. “Banyaknya atribut parpol sangat mengangu keindahan jalan yang menjadi tampak semrawut dan tidak rapi, rakyat seperti saya ini makin mumet parpol mana yang kelak bial terpilih tidak mbleot dari janjinya yang dia umbar saat pemilu seperti saat ini” ujar Suhardadi satpam UPN “veteran” kampus II Babarsari ini dengan sedikit bingung.
Menurut bapak yang sedikit berkumis ini cirri pemimpin yang baik untuk masyarakat yaitu pemimpin yang dapat mengayommi masyarakat, tegas, bertanggung jawab dan yang penting tidak korupsi uang rakyat kecil. Golput merupakan pilihan bagi mereka yang tidak mau salah langkah. “Golput mungkin bukan alternatif pilihan yang baik karena satu suara kiata dapat menentukan nasib bangsa, sebagai mahasiswa saya mendapat mata kuliah komunikasi politik yang menyadarkan kita untuk tidak golput” cetus Niken mahasiswa UPN Jurusan komunikasi ini. Selain itu menurutnya pemimpin yang berkualitas itu pemimpin yang orangnya bisa mengambil keputusan yang tepat, menjadi panutan, seorang leader, dan tidak punya sikap.
“Para parpol telah memperkosa hak masyarakat untuk mendapatkan keindahan karena umbul-umbul tidak penting dan sebenarnya tidak efektif ” ujar mahasiswa ini dengan gaya yang menggebu-gebu. (Diah Pita Sari/153070319 )

Soft News
Ribetnya, mencontreng
Pemungutan suara dengan mencontreng pada Pemilu 2009 menjadi persoalan tersendiri bagi masyarakat lanjut usia (lansia). Bagi masyarakat yang buta huruf dan masyarakat pedesaan ini kendalanya lebih banyak, apalagi kurangnya sosialisasi dari pihak yang berwenang.
“Saya ini tidak tahu bagaimana mencontrengnya, saya juga tidak bisa membaca” kata Priyono (60), warga Babarsari. Bapak Priyono saat kami temui sedang melaksanakan aktifitasnya sebagai jasa ambil sampah disekitar Babarsari ini mengatakan saat pemilu yang sebelum-sebelumnya ia terbiasa mencoblos. Sosialisasi mencontreng pun dia belum paham benar dan masih terlihat bingung. Jadi menurutnya orang-orang sepertinya membutuhkan sosialisasi agar suaranya tidak terbuang sia-sia.
Dita Anggraini (22) mahasiswi Atmajaya jurusan komunikasi, mengatakan memanga sepertinya pemerintah sangat minim melakukan sosialisasi. Selaku mahasiswa perguruan tinggi saja dia mengakau kurang paham bagian mana yang dicontreng karena belum adanya sosialisasi di kampusnya. Seharusnya sosialisasi disampaikan diperguruan tinggi yang kemudian mereka ini bisa menyampaikan pada keluarga mereka cara mencontreng yang sah. (Diah Pita Sari/153070319)

Feature
Perjuangan Hidup Simbah Tenggok
Bringharjo merupakan tempat untuk menopang kehidupan mereka sebagai lahan untuk mengais rezeki bagi sebagian masyarakat Yogyakarta. Murinem (65) warga Blunyah Mesan, Sinduadi, Mlati, Sleman ini salah satu warga Yogyakarta yang mencari uang untuk menyambung hidup sebagai penjual kacang rebus, ubi rebus, pisang rebus dan makanan tradisional lain yang ditenggok dan digendong.
Alat transportasi beliau bukan kendaraan bermotor ataupun becak melainkan mengandalkan kakinya sendiri untuk mencapai rumah dan pasar Bringharjo “kula niki mboten seneng nek numpak motor-motoran, kula wedhi, bola-bali wong jireh mbak(saya ini tidak suka naik kendaran bermotor, saya takut, namanya orang penakut) ” katanya sambil tertawa. Penghasilan yang tidak seberapa ini tetap membuatnya semangat karena demi anak dan cucunya.
Setiap hari beliau melakukan perjalanan lebih dari 7 km. Pagi-pagi buta sekitar pukul 05:00 beliau berangkat dari rumahnya untuk membeli bahan mentahnya di pasar Kranggan yang kemudian dibawa pulang dan direbus yang dibantu oleh anak dan cucunya, sekitar jam 11:00 siap berangkat lagi ke pasar Kranggan beliau istirahat dan berjualan disitu sampai pukul 14:00 dan dilanjutkan lagi sampai Bringharjo dan pulang paling lambat pukul 22.00. Sebelum pulang tidak lupa membawa oleh-oleh untuk anak dan cucunya yang menanti dirumah.
Usianya sudah lanjut dan badan rentanya itu beliau tetap semangat dan tidak mau berhenti untuk bejualan walaupun anak-anaknya sudah melarang. “Kula niki sering diandani anak-anakku kon rasah dodolan dikon neng omah momong putu neng kula seneng neng paran(saya sering dinasehati anak saya disuruh untuk tidak jualan dan dirumah jaga cucu tapi saya senang di pasar)” ujarnya sambil mengusap keringat dikeningnya. (Diah Pita Sari/153070319)



Opini
Mahalnya kampanye
Kampanye pada pemilu legislatif tahun2009 ini mengucurkan dana yang tidak sedikit. Banyak parpol yang menggeluarkan uang samapi ratusan juta bahkan lebih untuk menduduki kursi panas anggota DPR baik daerah maupun pusat. Dana ini dikeluarkan untuk menarik masyarakat untuk ikut dalam kelompoknya saat berkampanye.
Masyarakat yang ikut serta akan mendapatkan bensin dan juga uang sekitar Rp50.000-Rp30.000. Secara logika apakah para calon legislatif ini bila menduduki kursi tersebut tidak akan berusaha mengembalikan uang yang dipakai kampanye dengan jalan korupsi? Dapat kita tinjau bahwa banyak sekali anggota legislatif yang korupsi. Seharusanya uang tersebut tidak dihambur-hamburkan dengan percuma, masyarakat tidak lagi bodoh dan suara mereka disogok dengan uang yang tidak seberapa.
Hal itu sudah sangat wajar dalam dunia politik yang kotor. Akan tetapi kenapa hal seperti itu tidak ditindak lanjuti, bukannya itu merupakan pelanggaran dalam berkampanye atau pihakl yang berwajib juga telah meneriam uang kotor tersebut. Kita seharusnya menyadari hal yang sangat kotor dan memalukan ini. (Diah Pita Sari/153070319)
Surat Pembaca
Mahalnya biaya pendidikan , Apakah jaminan mutunya seimbang
Mahalnya biaya pendidikan saat ini membuat sebagian orang sulit untuk meneruskan kejenjang yang lebih tinggi. Dengan dinaikannya biaya pendidikan seharusnya menambah mutu yang ada paada setiap instansi pendidikan yang ada. Tetapi jarang sekali baiaya yang melambung tinggi akan melambungkan mutu pendidikan.
Banyak sekali dana-dana yang digunakan sebagai alasan. Biasanya alasan yang sering digunakan yaitu dengan istilah “uang gedung dan meningkatkan sarana prasarana sekolah” akan tetapi tidak ada peningkatan dalam hal sarana dan prasarana ataupun sebagai perbaikan gendung yang hanya menjadi alasan semata.
Mutu pendidikan saat ini sangatlah penting karena Indonesia harus memajukan kualitas masyarakatnya untuk dapat bersaing dengan negara yang berada diatas kita. Dengan mutu pendidikan yang baik tentunya akan mendapatkan masyarakat yang berkualitas. (Diah Pita Sari/153070319)

Kolom
Hak asasi perempuan menjadi isu utama
Karena diusung oleh caleg perempuan yang ada
Hak asasi perempuan dijadikan menu utama
Inilah startegi yang ada dalam wacana
Saat ini wong cilik jadi raja
Kehidupannya selalu dimanja
Kesulitan yang ada nampak tiada
Agar mereka mendapatkan suaranya
(Diah Pita Sari/153070319)

Pojok
Biaya pendidikan perguruan tinggi naik sangat mahal
-Artinya, orang miskin akan tetap menjadi bodoh dan terkucil
Yogyakarta berusaha menghidupkan pasar tradisional
-siapa yang perlu dipojokkan
Polisi kadang melanggar peraturan lalulintas
-siapa yang wajib menindak
(Diah Pita Sari/153070319)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar